Minggu, 07 Oktober 2012

Review Buku : On The Sociology of Islam

Oleh : Iqbal fajar dwiranda*


Didalam islam terdapat  berbagai tahapan- tahapan cara untuk mempermudah umatnya dalam memahami islam. Dengan  cara memahami tuhan kita Allah dan kemudian mencoba mebandingkan dengan sesembahan dari Agama lain atau memahami Al-Qur’an sebagai kitab suci kita dan kemudian mencoba membandingkanya dengan kitab-kitab agama lain ( atau yang dikatakan sebagai kitab dari agama-agam samawi). Selain itu cara lainya adalah mencoba memahami kepribadian besar yang dimiliki rasul kita yaitu Nabi Muhammad SAW dan kemudian coba dibandingkan dengan pembawa risalah dari agama lain. Tidak hanya itu kita juga harus mengenal tokoh-tokoh besar yang menjadi produk dari agama islam dan coba membandingkan pemikiran-pemikiranya yang terpengaruh dengan ajaran islam dengan tokoh-tokoh besar dari agama lain  yang secara pemikiranya  telah juga terpengaruh dengan ajaran agama dari mereka sendiri.

Dengan tidak meninggalkan  metode cara memahami islam yang telah dipaparkan diatas,  Dr.Ali syariati ,dalam bukunya on the sociology of islam, coba mengigatkan kepada kita bahwa sebenarnya tugas seorang intelektual islam adalah membawa aliran- aliran pemikiran  disetiap bidang-bidang studi yang digelutinya yang tujuannya untuk membangkitkan kehidupan manusia entah itu secara perseorangan, kelompok, atau dalam lingkup masyrakat sosial. Bila kemudian kita sadari akan hal itu, sebenarnya manusia mempunyai tugas yang berat dalam mengembanya. Manusia mempunyai tanggunng jawab atas dirinya sendiri, kelompok sosialnya maupun masyrakat sosial secara luas untuk merubah kearah yang lebih ideal.

Dr. Ali syariati adalah seorang sosiolog muslim, oleh karena itu beliau mencoba memahami kebenaran-kebenaran ajaran islam melalui perspektif ilmu sosiologi dengan menggunakan Al-Qur’an sebagai sumber referensi rujukanya maupun sebagai kepustakaan islam. Sebenarnya kalau kemudian kita sadari banyak di dalam Al-Qur’an tedapat konsep-konsep tentang keilmuan yang bermanfaat yang dapat dipelajari secara ilmu manusiawi. Sebagai contonya adalah ilmu ‘kaunniyah’ yang membahas tentang ilmu-ilmu alam atau gejala-gejala semesta alam yang kemudian secara keilmuan manusiawi dapat dibedah dengan memakai ilmu fisika. Akan tetapi, dalam buku ini kita tidak akan membahas masalah tersebut.

Dalam buku ini kita akan membahas tentang sesuatu yang biasanya jarang atau bahkan tidak pernah kita bahas maupun kita sadari, Dr. Aii syariti menemukan berbagai konsep sosiologi maupun historis yang terkandung dalam Al-Qur’an. Salah satu diantaranya mengenai konsep Hijrah. Hijrah mungkin dalam pandangan orang muslim adalah berpindahnya umat islam pada zaman Rasulullah dulu dari mekkah menuju madinah pada waktu itu. Hijrah secara pandangan umumnya hanyalah suatu kejadian historis dimana hanya dimaknai dengan adanya perpindahan suatu masyarakat dari tempat awal dia berada menuju ketempat yang baru. Kalo kita memahami secara dalam tentang konsep hijrah, dapat kita lihat melalui pandangan ilmu sosiologis dan historis bahwasanya konsep hijrah  adalah konsep yang mempengaruhi  suatu peradaban masyarakat.

Hijrah dimaknai sebagai suatu faktor yang merubah suatu masyarkat  tidak hanya dimaknai  perpiindahan tempat akan berubahnya suatu peradaban maupun budaya dari masyarakat  yang awalnya mengalami stagnasi  menuju suatu kondisi peradaban yang lebih maju. Suatu  masyarakat primitif akan tetap sebagai masyarakat primitif jika kemudian mereka tidak melakukan hijrah . perubahan akan kemudian terjadi disaat  masyarkat mengalami suatu pembaharuan .

Dalam memahami islam, kita memiliki suatu metodologi yang tepat dimana dalam memahami islam metodologi yang kemudian kita pakai adalah mensegmentasikan pemahaman tentang islam dengan menggunakan displin ilmu yang memang cocok dengan metode yang digunakan.

Dr. Ali syariati juga coba memperlihatkan bahwa manusia  memiliki kedudukan yang mulia dimata agama. Dimana manusia mempunyai tanggung jawab yang mulia untuk menjadi khalifah di muka bumi, tugas yang diemban manusia memiliki tanggung jawab atas yang terjadi pada dirinya ataupun tanggung jawab dia .didalam lingkungan masyarakat.

Dalam  pembahasan secara anthropologi yaitu membahas kejadian manusiaa serta kontradiksi antara Allah dan iblis atau antara roh dan lempung. Bab ini juga masih ada korelasinya dengan eksistensi manusia menurut fitrahnya. Bab ini menceritakan tentang manusia yang kemudian dihadapkan pada suatu pilihan kepada sesuatu yang haq dan yang bathil. Manusia didalam dirinya terdapat dorongan akan dua pilihan jalan yang terbentang di kehidupanya. Karena manusia adalah mahluk yang bidimensional maka dari itu manusia dibagi manjadi 2 fitra yang salah satunya manusia harus memilihnnya. Selain itu  agam islam adlah suatu jalan dan cara untuk menuju fitrah baik manusia.



Pembahasan filosofi habil dan qobil dalam buku ini menggambarkan berbagai fenomena soasial yang terjadi sampai pada hari ini dimana itu semua digambarkan pada peristiwa yang terjadi pada 2 keturunan agama tersebut. Fenomena pembunuhan yang dilakukan qobil terhadap habil mengandung noumena yang dalam, begitipula fenomena sexualitas juga di bahas di dalamnya, tidak hanya itu fenomena habil dan qabil ljuga menggambarkan akan  dinamika kelas sosial yang ada dalam kehidupan manusia. 



*Penulis adalah mahasiswa program studi Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya
dan merupakan kader HMI K ISIP Brawijaya

1 komentar: