Oleh : Muhamad Erza
Wansyah*
Matahari, kau panas..
Kau menyilaukan..
Bikin gerah..
Bisa apa kau?
Gara-gara matahari, kulitku jadi
belang..
Gara-gara dia, kulitku melepuh..
Gara-gara dia, bau badanku
menjadi-jadi..
Masa harus beli deodorant lagi??
Kata dokter, kau bisa bisa menyebabkan
kulit kasar…
Flek-flek hitam jadi bermuculan..
Komedo makin menjamur..
Huft, bahkan kau dapat menciptakan
kanker kulit..
Kenapa kau begitu jahat?
Salahku kah?
Kenapa? Kenapa kau selalu menghujatku?
Tak tahu kah kau bahwa ku lelah
mengelilingi bumimu?
Tak pernah kau melihat niatku tuk
menghidupimu?
Tak bisa kah kau bayangkan bumi tanpa
cahayaku?
Bahkan kulahirkan hujan demi tenggorokan
keringmu…
Jika kau merasa panas, kenapa kau tetap berlaku buruk..
Jika kau merasa panas, kenapa kau tetap berlaku buruk..
Kau hanguskan hutan-hutan...
Kau penuhi bumimu dengan asap
tranportasi..
Kau sebarkan gas harum demi
keindahanmu..
Lalu, kau masih mau menyalahkanku?
Tanpaku, mungkin kau hanya bisa
menggunakan pakaian basah..
Atau, kau habiskan bulu-bulu domba di
alammu demi kehangatan..
Pohon hijau apa yang nantinya tumbuh?
Yang ada hanya birunya es yang beku..
Lalu apa fungsi kapal laut?
Ku korbankan kutub utara demi
keseimbangan..
Ku jaga selalu kutub selatan demi
keselamatan..
Dan kubiarkan bulan itu mengambil
cahayaku..
Agar tetap ada bentuk dimatamu saat
malam tiba..
Tahukah kau betapa ku mencintai bumimu?
Seberapa besar inginku tuk memeluknya?
Hidup dengannya, dan bersama selamanya??
Tapi ku harus terus berjauhan dengannya
karena kau..
Karena kau lemah..
Karena kau bodoh..
Karena kau lambat..
Apakah arti pengorbananku itu??
Kusisipkan keindahan saat ku datang..
Kuhiasi langit saat ku pergi..
Lalu, kau tinggalkan aku..
Lupa padaku, caci maki diriku..
Apa arti diriku??
Hai
manusia, jawab pertanyaanku!!!
*Penulis adalah mahasiswa program studi psikologi FISIP UB angkatan 2010
dan merupakan kader HMI K ISIP Brawijaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar