Oleh : Arga Sevtyan Vallentyno*
Di
usianya yang menginjak 65 tahun sejak didirikan pada 5 Februari 1947 yang lalu
HMI telah mecapai usia yang matang sebagai lembaga
yang memperjuangkan nilai-nilai keummatan dan kebangsaan. Melihat dari
usianya tentu HMI adalah salah satu organisasi yang mampu bertahan dan
menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.Sejak didirikan HMI terus
memperlihatkan eksistensinya dan memberikan banyak sumbangsih besar mulai dari
mempertahankan kemerdekaan sampai mengawal kemerdekaan NKRI.Hal ini tentu tidak
lepas dari peran para kadernya yang senantiasa loyal dan sungguh-sungguh
mengemban mission HMI sehingga HMI eksis sampai hari ini.Nilai-nilai
independensi yang merupakan dasar pemikiran dan tindakan kader HMI telah
melekat pada tiap diri pribadi kader disegala bidang keilmuan yang dimiliki.
Nilai-nilai
dasar independensi yang menjiwai pribadi kader-kader HMI mulai ditanamkan sejak
dini mulai dari proses maperca (masa perkenalan calon anggota) dan diperdalam
pada waktu calon kader mengikuti Latihan Kader 1 (basic training) sampai
berproses di HMI sehingga nilai-nilai independensi ini terus melekat dan
terbawa dalam kehidupan sehari-hari ketika para kader sudah habis masa
keanggotaannya di HMI.Maka jika ada kader yang sudah jauh dari nilai
independensi ini perlu dipertanyakan status keHMIannya.
Pengertian
independensi sendiri adalah Sifat kepeloporan, keberanian dan kritis yang didasarkan
pada obyektifitas.Menurut fitrah kejadiannya, maka manusia diciptakan bebas dan
merdeka. Karenanya kemerdekaan pribadi adalah hak yang pertama. Tidak ada
sesuatu yang lebih berharga dari pada kemerdekaan itu. Sifat dan suasana bebas
dan kemerdekaan seperti diatas, adalah mutlak diperlukan terutama pada
fase/saat manusia berada dalam pembentukan dan pengembangan. Masa/fase
pembentukan dari pengembangan bagi manusia terutama dalam masa remaja atau
generasi muda.
Mahasiswa
dan kualitas-kualitas yang dimilikinya menduduki kelompok elit dalam
generasinya. Sifat kepeloporan, keberanian dan kritis adalah ciri dari kelompok
elit dalam generasi muda, yaitu kelompok mahasiswa itu sendiri. Sifat
kepeloporan, keberanian dan kritis yang didasarkan pada obyektifitas yang harus
diperankan mahasiswa bisa dilaksanakan dengan baik apabila mereka dalam suasana
bebas merdeka dan demokratis obyektif dan rasional. Sikap ini adalah yang
progresif (maju) sebagai ciri dari pada seorang intelektual. Sikap atas
kejujuran keadilan dan obyektifitas.
Atas
dasar keyakinan itu, maka HMI sebagai organisasi mahasiswa harus pula bersifat
independen. Penegasan ini dirumuskan dalam pasal 7 AD HMI yang mengemukakan
secara tersurat bahwa "HMI adalah organisasi yang bersifat independen.Sifat
dan watak independen bagi HMI adalah merupakan hak azasi yang pertama.
Pembahasan
independensi dalam khittah perjuangan selalu dikaitkan dengen kemerdekaan
sebagai fitrah dasar manusia. Dalam tafsir independensi pada khittah perjuangan
dikatakan:
“Secara fitrawi, manusia terlahir dengan membawa anugerah kemerdekaan dari Allah SWT. Kemerdekaan tersebut didasarkan pada anugerah Allah beupa akal dan hati yang membuat manusia memiliki kesadaran akan dirinya. Kemerdekaan yang sesungguhnya akan menjadi rahmat yang sebenar-benarnya bagi mausia bila disikapi dan diaktualisasikan berdasarkan petunjuk jalan yang benar dari Allah SWT.Kemerdekaan semacam ini bermakna pilihan yang sadar dan bertanggung jawab atas jalan hidup tertentu serta secara konsisten meninggalkan pilihan lainnya.”
“Secara fitrawi, manusia terlahir dengan membawa anugerah kemerdekaan dari Allah SWT. Kemerdekaan tersebut didasarkan pada anugerah Allah beupa akal dan hati yang membuat manusia memiliki kesadaran akan dirinya. Kemerdekaan yang sesungguhnya akan menjadi rahmat yang sebenar-benarnya bagi mausia bila disikapi dan diaktualisasikan berdasarkan petunjuk jalan yang benar dari Allah SWT.Kemerdekaan semacam ini bermakna pilihan yang sadar dan bertanggung jawab atas jalan hidup tertentu serta secara konsisten meninggalkan pilihan lainnya.”
Oleh
karena itu, kemerdekaan adalah sebuah pemihakan. Yaitu pemihakan terhadap
segala sesuatu yang berasal dari dan bertujuan kepada kebenaran (dalam hal ini
ideologi Islam). Pemihakan tersebut tercermin dalam kerja-kerja kemanusiaan atau
amal saleh yang menajdi rahmat bagi umat manusia dan alam semesta. Kemerdekaan
dalam artian pemihakan secara penuh terhadap kebenaran memerlukan pengorbanan
dan bahkan penderitaan yang cukup berat. Oleh karena itu, dituntut kemampuan
diri yang memadai dalam seluruh aspek kehidupan. Yaitu, kemampuan yang berasal
dari pengembangan berbagai institusi diri dengan seimbang yang dimungkinkan
oleh konsistensi sikap dan pemahaman mengenai medan juang yang baik di sisi
yang lain. Hal ini membutuhkan proses pembelajaran secara terus menerus yang
tercermin dalam sikap kritis, obyektif, dan progresif dalam memahami dan
menyikapi realitas yang berkembang.
Dalam
mission HMI yang tergambar dalam tujuan HMI “Terbinanya insan akademis
pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas
terwujudnya masyarakat adil makmur yang dirido`hi Allah SWT” (pasal 4 AD
HMI).Dan tujuan diatas dapat dirumuskan dalam 5 kualitas insan cita : Kualitas
insan cita akademis,Kualitas insan cita pencipta,Kualitas insan cita pengabdi,Kualitas insan cita bernafaskan islam dan
Kualitas insan cita yang bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil
makmur yang di ridoi`hi Allah SWT.Untuk mengemban mission ini sudah sangat
mutlak adanya independensi yang dijabarkan dalam dua dimensi,yaitu independensi
etis dan independensi organisatoris.
Ø
Independensi Etis : Sikap dan watak HMI
termanifestasikan secara individu dan organisasi dalam dinamika berfikir,
bersikap, dan berprilaku baik dalam Habluminaallah (hubungan dengan Allah) dan
Habluminannas (hubungan sesama manusia) sesuai dengan fitrah kemanusiaanya
yakni tunduk dan patuh kepada kebenaran (hanif).
Ø
Independensi organisatoris : Watak HMI yang teraktualisasi secara organisasi didalam kiprah dinamika intern organisasi maupun dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam keutuhan kehidupan nasional melakukan partisipasi aktif, konstruktif secara konstitusional terhadap perjuangan bangsa bagi pencapaian cita-cita nasional, hanya komitmen dan tunduk pada kebenaran dan tidak tunduk dan komitmen kepada kepentingan atau organisasi manapun.
Independensi organisatoris : Watak HMI yang teraktualisasi secara organisasi didalam kiprah dinamika intern organisasi maupun dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam keutuhan kehidupan nasional melakukan partisipasi aktif, konstruktif secara konstitusional terhadap perjuangan bangsa bagi pencapaian cita-cita nasional, hanya komitmen dan tunduk pada kebenaran dan tidak tunduk dan komitmen kepada kepentingan atau organisasi manapun.
Dari pemikiran
inilah yang mendasari pemikiran para kader HMI dalam mengemban mission HMI
sehingga organisasi ini dapat terus eksis dan selalu hadir dalam menghiasi
isu-isu dan dinamika di kampus, masyarakat dan Negara bersama organisasi
mahasiswa ekstra kampus lainnya seperti KAMMI,PMII,GMNI,IMM,PMKRI,GMKI dan
organisasi lain sebagai rival dan kompetitornya.
Fungsi kekaderan HMI
dengan tujuan terbinanya manusia yang berilmu, beriman dan berperikemanusiaan
seperti tersebut di atas maka setiap anggota HMI dimasa datang akan menduduki
jabatan dan fungsi pimpinan yang sesuai dengan bakat dan profesinya. Oleh
karena itu hari depan HMI adalah luas dan gemilang sesuai status fungsi dan
perannya dimasa kini dan masa mendatang menuntut kita pada masa kini untuk
benar-benar dapat mempersiapkan diri dalam menyongsong hari depan HMI yang
gemilang.
Dengan sifat dan
garis independen yang menjadi watak organisasi berarti HMI harus mampu mencari,
memilih dan menempuh jalan atas dasar keyakinan dan kebenaran. Maka
konsekuensinya adalah bentuk aktifitas fungsionaris dan kader-kader HMI harus
berkualitas sebagaimana digambarkan dalam kualitas insan cita HMI. Soal mutu
dan kualitas adalan konsekuensi logis dalam garis independen HMI harus disadari
oleh setiap pimpinan dan seluruh anggota-anggotanya adalah suatu modal dan
dorongan yang besar untuk selalu meningkatkan mutu kader-kader HMI sehingga
mampu berperan aktif pada masa yang akan datang.
Wabilahittaufiq wal hidayah,
Wassalamualaikum wr. wb.
Malang,11 Oktober 2012
Sumber: Dari berbagai Sumber
*Penulis adalah Mahasiswa Program Studi Ilmu Politik 2009, kader HMI K ISIP Brawijaya
dan anggota BPL(Badan Pengelola
Latihan) HMI Cabang Malang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar