Rabu, 17 Oktober 2012

Independensi dalam mengemban mission HMI

Oleh : Arga Sevtyan Vallentyno*

Di usianya yang menginjak 65 tahun sejak didirikan pada 5 Februari 1947 yang lalu HMI telah mecapai usia yang matang sebagai lembaga yang memperjuangkan nilai-nilai keummatan dan kebangsaan. Melihat dari usianya tentu HMI adalah salah satu organisasi yang mampu bertahan dan menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.Sejak didirikan HMI terus memperlihatkan eksistensinya dan memberikan banyak sumbangsih besar mulai dari mempertahankan kemerdekaan sampai mengawal kemerdekaan NKRI.Hal ini tentu tidak lepas dari peran para kadernya yang senantiasa loyal dan sungguh-sungguh mengemban mission HMI sehingga HMI eksis sampai hari ini.Nilai-nilai independensi yang merupakan dasar pemikiran dan tindakan kader HMI telah melekat pada tiap diri pribadi kader disegala bidang keilmuan yang dimiliki.

Nilai-nilai dasar independensi yang menjiwai pribadi kader-kader HMI mulai ditanamkan sejak dini mulai dari proses maperca (masa perkenalan calon anggota) dan diperdalam pada waktu calon kader mengikuti Latihan Kader 1 (basic training) sampai berproses di HMI sehingga nilai-nilai independensi ini terus melekat dan terbawa dalam kehidupan sehari-hari ketika para kader sudah habis masa keanggotaannya di HMI.Maka jika ada kader yang sudah jauh dari nilai independensi ini perlu dipertanyakan status keHMIannya.

Pengertian independensi sendiri adalah Sifat kepeloporan, keberanian dan kritis yang didasarkan pada obyektifitas.Menurut fitrah kejadiannya, maka manusia diciptakan bebas dan merdeka. Karenanya kemerdekaan pribadi adalah hak yang pertama. Tidak ada sesuatu yang lebih berharga dari pada kemerdekaan itu. Sifat dan suasana bebas dan kemerdekaan seperti diatas, adalah mutlak diperlukan terutama pada fase/saat manusia berada dalam pembentukan dan pengembangan. Masa/fase pembentukan dari pengembangan bagi manusia terutama dalam masa remaja atau generasi muda.

Mahasiswa dan kualitas-kualitas yang dimilikinya menduduki kelompok elit dalam generasinya. Sifat kepeloporan, keberanian dan kritis adalah ciri dari kelompok elit dalam generasi muda, yaitu kelompok mahasiswa itu sendiri. Sifat kepeloporan, keberanian dan kritis yang didasarkan pada obyektifitas yang harus diperankan mahasiswa bisa dilaksanakan dengan baik apabila mereka dalam suasana bebas merdeka dan demokratis obyektif dan rasional. Sikap ini adalah yang progresif (maju) sebagai ciri dari pada seorang intelektual. Sikap atas kejujuran keadilan dan obyektifitas.

Atas dasar keyakinan itu, maka HMI sebagai organisasi mahasiswa harus pula bersifat independen. Penegasan ini dirumuskan dalam pasal 7 AD HMI yang mengemukakan secara tersurat bahwa "HMI adalah organisasi yang bersifat independen.Sifat dan watak independen bagi HMI adalah merupakan hak azasi yang pertama.

Pembahasan independensi dalam khittah perjuangan selalu dikaitkan dengen kemerdekaan sebagai fitrah dasar manusia. Dalam tafsir independensi pada khittah perjuangan dikatakan:
“Secara fitrawi, manusia terlahir dengan membawa anugerah kemerdekaan dari Allah SWT. Kemerdekaan tersebut didasarkan pada anugerah Allah beupa akal dan hati yang membuat manusia memiliki kesadaran akan dirinya. Kemerdekaan yang sesungguhnya akan menjadi rahmat yang sebenar-benarnya bagi mausia bila disikapi dan diaktualisasikan berdasarkan petunjuk jalan yang benar dari Allah SWT.Kemerdekaan semacam ini bermakna pilihan yang sadar dan bertanggung jawab atas jalan hidup tertentu serta secara konsisten meninggalkan pilihan lainnya.”


Oleh karena itu, kemerdekaan adalah sebuah pemihakan. Yaitu pemihakan terhadap segala sesuatu yang berasal dari dan bertujuan kepada kebenaran (dalam hal ini ideologi Islam). Pemihakan tersebut tercermin dalam kerja-kerja kemanusiaan atau amal saleh yang menajdi rahmat bagi umat manusia dan alam semesta. Kemerdekaan dalam artian pemihakan secara penuh terhadap kebenaran memerlukan pengorbanan dan bahkan penderitaan yang cukup berat. Oleh karena itu, dituntut kemampuan diri yang memadai dalam seluruh aspek kehidupan. Yaitu, kemampuan yang berasal dari pengembangan berbagai institusi diri dengan seimbang yang dimungkinkan oleh konsistensi sikap dan pemahaman mengenai medan juang yang baik di sisi yang lain. Hal ini membutuhkan proses pembelajaran secara terus menerus yang tercermin dalam sikap kritis, obyektif, dan progresif dalam memahami dan menyikapi realitas yang berkembang.

Dalam mission HMI yang tergambar dalam tujuan HMI “Terbinanya insan akademis pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang dirido`hi Allah SWT” (pasal 4 AD HMI).Dan tujuan diatas dapat dirumuskan dalam 5 kualitas insan cita : Kualitas insan cita akademis,Kualitas insan cita pencipta,Kualitas insan cita pengabdi,Kualitas insan cita bernafaskan islam dan Kualitas insan cita yang bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang di ridoi`hi Allah SWT.Untuk mengemban mission ini sudah sangat mutlak adanya independensi yang dijabarkan dalam dua dimensi,yaitu independensi etis dan independensi organisatoris.
Ø  Independensi Etis : Sikap dan watak HMI termanifestasikan secara individu dan organisasi dalam dinamika berfikir, bersikap, dan berprilaku baik dalam Habluminaallah (hubungan dengan Allah) dan Habluminannas (hubungan sesama manusia) sesuai dengan fitrah kemanusiaanya yakni tunduk dan patuh kepada kebenaran (hanif).
Ø 
Independensi organisatoris : Watak HMI yang teraktualisasi secara organisasi didalam kiprah dinamika intern organisasi maupun dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam keutuhan kehidupan nasional melakukan partisipasi aktif, konstruktif secara konstitusional terhadap perjuangan bangsa bagi pencapaian cita-cita nasional, hanya komitmen dan tunduk pada kebenaran dan tidak tunduk dan komitmen kepada kepentingan atau organisasi manapun.

Dari pemikiran inilah yang mendasari pemikiran para kader HMI dalam mengemban mission HMI sehingga organisasi ini dapat terus eksis dan selalu hadir dalam menghiasi isu-isu dan dinamika di kampus, masyarakat dan Negara bersama organisasi mahasiswa ekstra kampus lainnya seperti KAMMI,PMII,GMNI,IMM,PMKRI,GMKI dan organisasi lain sebagai rival dan kompetitornya.

Fungsi kekaderan HMI dengan tujuan terbinanya manusia yang berilmu, beriman dan berperikemanusiaan seperti tersebut di atas maka setiap anggota HMI dimasa datang akan menduduki jabatan dan fungsi pimpinan yang sesuai dengan bakat dan profesinya. Oleh karena itu hari depan HMI adalah luas dan gemilang sesuai status fungsi dan perannya dimasa kini dan masa mendatang menuntut kita pada masa kini untuk benar-benar dapat mempersiapkan diri dalam menyongsong hari depan HMI yang gemilang.

Dengan sifat dan garis independen yang menjadi watak organisasi berarti HMI harus mampu mencari, memilih dan menempuh jalan atas dasar keyakinan dan kebenaran. Maka konsekuensinya adalah bentuk aktifitas fungsionaris dan kader-kader HMI harus berkualitas sebagaimana digambarkan dalam kualitas insan cita HMI. Soal mutu dan kualitas adalan konsekuensi logis dalam garis independen HMI harus disadari oleh setiap pimpinan dan seluruh anggota-anggotanya adalah suatu modal dan dorongan yang besar untuk selalu meningkatkan mutu kader-kader HMI sehingga mampu berperan aktif pada masa yang akan datang.

Wabilahittaufiq wal hidayah,
Wassalamualaikum wr. wb.
Malang,11 Oktober 2012
Sumber: Dari berbagai Sumber



*Penulis adalah Mahasiswa Program Studi Ilmu Politik 2009, kader HMI K ISIP  Brawijaya
  dan anggota BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI Cabang Malang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar