Senin, 15 Oktober 2012

Neolib dan Kapitalis Jalan Menuju Kehancuran Rakyat INDONESIA

Oleh : Nanda Pratama (Nano)*

Salam Pembebasan!!

A. Kondisi Rakyat Terkini

Kondisi Indonesia hari ini tak ubahnya seperti kondisi jaman kolonial masih berkuasa, dimana rakyatnya masih bergumul dengan kesengsaraan, kata-kata kesejahteraan seakan hanya menjadi janji-janji yang sudah muak diperdengarkan untuk rakyat di negeri ini. Rakyat Indonesia masih hidup memprihantinkan, sedangkan pemimpin negeri ini hanya sibuk mengurusi kepentingan-kepentingan golongan untuk sesuatu yang pasti yaitu UANG dan KEKUASAAN.

Kondisi terkini, dimana rakyat masih hidup memprihatinkan, hak-hak hidupnya telah dirampas. Hal ini tercermin oleh adanya ketimpangan sosial yang terjadi, mereka yang hidup digaris kemiskinan tak medapatkan jaminan kesehatan dan pendidikan. Saat rakyat miskin sakit, mereka akan dipersulit dengan registrasi yang berbelit-belit dan mempersulit dan akhirnya seolah menyimpulkan bahwa " Orang Miskin Dilarang Sakit ", ketidak adilan bukan hanya terjadi dibagian kesehatan tapi juga terdapat pada dunia pendidikan, adanya program pendidikan WAJAR 12 Tahun hanya menjadi iming-iming yang tak dirasakan seluruh anak bangsa terutama mereka yang miskin. Pendidikan untuk rakyat miskin tak jarang pula diperjual belikan, kondisi dilapangan ini tentunya sudah diketahui oleh " Sang Penguasa ". Tapi mereka lebih suka bicara tentang politik kekuasaan .

B. Neoliberalisme dan Kapitalisme Membelenggu Rakyat.
Kondisi rakyat dinegeri ini yang kian memprihatinkan, hanya menjadi bahan tontonan dan diskusi "kosong" bagi para pemimpin negeri ini yang ujung-ujungnya tak pernah bermanfaat bagi rakyat. Mereka tahu kemiskinan telah merajarela negri yang kaya ini, tapi bagi mereka kemiskinan hanya menjadi angka yang fluktuatif, tak jarang mereka dengan "Congkak" memperdengarkan "Prestasi" semu bahwa mereka telah berhasil menekan angka kemiskinan dan pengangguran tanpa tahu bahwa dibalik itu semua hidup rakyat Indonesia semakin memprihatinkan.
Sikap pemimpin yang semakin "bobrok" ini tak terlepas dari sistem yang mereka anut dan di"agung-agun"kan sebagai jalan menuju kemajuan bangsa, yaitu "Neoliberalisme dan Kapitalisme". Sistem ini sebenarnya diciptakan oleh negara-negara kolonial barat yang ingin menguasai pasar-pasar potensial didunia untuk kepentingan modal mereka, salah satu favorit pasar potensial itu adalah negara-negara berkembang yang menyediakan banyak SDA (Sumber Daya Alam) dan SDM (Sumber Daya Manusia) dengan harga murah dan semua itu ada dan telah disediakan oleh Indonesia. Lihatlah seluruh kekayaan dinegeri ini sebagian besar dikuasai dan diolah perusahaan asing, rakyat hanya bisa merasakan akibat dari adanya eksploitasi alam, longsor, banjir dan gempa adalah warisan eksploitasi yang harus dirasakan rakyat. Kita tidak bisa berbuat banyak karena kekayaan alam ini telah dijual oleh para penguasa negeri ini .

Korban Neoliberalisme dan Kapitalisme bukan hanya kekayaan alamnya saja tapi juga sumber daya manusianya pun siap untuk diperas habis-habisan, ya ! hal ini sangat pasti terjadi karena pemimpin negeri telah menjajikan dan menyiapkan tenaga manusia yang dapat digaji murah. Hal ini dapat tercermin dari kebijakan-kebijakan pemerintah yang menetapkan kebijakan UMK (Upah Minimum Kerja) yang jauh dari kata cukup bahkan untuk makan saja masih terbilang pas-pas'an, UMK yang tidak menyentuh standart upah layak-pun ( 2jt ) seakan menjadi kebijakan yang mencekik kehidupan kaum buruh di Indonesia. Selain kebijakan pengupahan, pemerintah juga menjadi robot bagi para pemodal melalui kebijakan-kebijakannya, banyak kebijakan yang menjadi harapan kaum buruh hanya menjadi wacana basi atau bahkan hanya menjadi tumpukan kertas yang tak jelas penerapannya, kebijakan itu antara lain Jaminan Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Kebijakan Perburuhan sampai pada UU Perlindungan Ketenagakerjaan. Selain buruh dalam negeri, Indonesia pun siap mengekspor tenaga kerja ke luar negeri, tentunya juga dengan harga yang terjangkau namun bisa diperlakukan sesuka hati, tak adanya perindungan kepada para pahlawan devisa negara seakan secara tidak langsung menyatakan bahwa para pekerja Indonesia ini siap untuk diperlakukan sesuka hati bahkan sampai kehilangan nyawa.

C. Kebangkitan Rakyat dan Semangat Sosialisme, Pintu Masuk Menuju Kesejahteraan Rakyat !
Segala penderitaan hidup rakyat Indonesia, saat ini telah terakumulasi menjadi sebuah rasa muak yang tertahan dan terpendam. Rakyat telah berhasil disibukkan dengan pemikiran bagaimana cara agar tetap bisa bertahan hidup, sadarilah bahwa selama kita masih berfikir seperti itu maka selama itu kita akan terus diperas habis-habisan. Maka dari itu mulailah untuk berfikir, bagaimana cara kita keluar dari " Belenggu Setan" ini ? bukan hanya untuk bertahan hidup, tapi juga untuk bisa merasakan kesejahteraan hidup di negeri sendiri. Singkatnya kebangkitan rakyat dan semangat sosialisme dengan jargon "Pembebasan Nasional" bisa dijadikan pintu keluar menuju kesejahteraan rakyat yang sesungguhnya .

Bangkitlah Rakyat Indonesia, Nasib kita ada di tangan kita sendiri . . .
Bukan di tangan para Pemodal . . .
Bukan di Meja-meja lobi para penguasa negeri ini . . .
Tapi, ditangan dan semangat RAKYAT INDONESIA  . . .

*Penulis adalah mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional FISIP UB
dan merupakan kader HMI K ISIP Brawijaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar