Jumat, 07 September 2012

RESENSI NOVEL : TRILOGI RONGGENG DUKUH PARUK

Oleh : Rosalia I.P.*


Judul                : Ronggeng Dukuh Paruk
Penulis             : Ahmad Tohari
Tebalbuku         : 408 halaman
Penerbit            : PT GramediaPustakaUtama
Cetakan            : 2009

Dalam buku ini Ahmad Tohari berhasil membawa pembaca kesebuah dunia dimana konflik sosial dan moralitas masih begitu kacau. Dimana dinamika kehidupan seorang ronggeng dan segala keprihatinan yang ada di Dukuh Paruk menjadi fokusnya dalam novel ini. Sang penulis mengemas kisah di dalamnya dengan sangat apik yang diperlihatkan melalui susunan kata yang di rangkai sanggup membuat pembaca begitu terpesona akan gaya bahasa yang dia gunakan. Selain itu kentalnya budaya jawa di novel ini menunjukan betapa penulis memang sangat ahli dan berpengetahuan mengenai budaya jawa yang lambat laun mulai memudar kekentalannya oleh masyarakat jawa sendiri.

Novel ini berkisah mengenai Srintil seorang gadis belia yang cantik, dimana dia masih belum mengenal lelaki pada hakikatnya. Srintil gadis yang cantik khas pendukuhan tersebut harus serta merta melepaskan kebebasan dan haknya sebagai remaja ketika diketahui indang ronggeng telah mendiami tubuhnya, semua ini dipercaya sebagai takdir, maka takdir tak dapat ditentang selain harus menjalaninya. Maka Srintil menjadilah seorang ronggeng yang begitu cantik dengan tubuhnya yang dianggap proposional. Semua orang menginginkan Srintil tanpa terkecuali, tentu saja menginginkan yang dimaksud disini adalah meginginkannya tidak hanya di atas panggung tayub tetapijuga di ranjang.Dihidupnya yang masih sangat belia dia sudah dipaksa oleh keadaan untuk lebih mengenali lelaki lebih jauh.

Konflik demi konflik datang secara alami dalam novel ini dimana Srintil yang sangat mencintai Rasus, tetapi sekali lagi takdir yang membuat mereka tak bisa mengungkapkan perasaan masing-masing sampai pada suatu hari Rasuspergi meninggalkan Dukuh Paruk. Konflik lain pun datang ketika Srintil sudah tak mau melayani laki-laki manapun karena dia menginginkan kehidupan lain yang jauh lebih baik,pandangannya yang sangat bertolak belakang dengan ronggeng-ronggeng sebelumnya ini cukup membuat dinamika kehidupan Dukuh Paruk menjadi sedikit berubah.

Konflik paling memuncak dalam kehidupan Srintil adalah ketika keluguaan warga Dukuh Paruk diperdaya oleh para komunis untuk mencapai kepentingan mereka, dampak dari itu semua komplotan Srintil dalam meronggeng harus ditangkap dan Srintil sendiri ditahan selama beberapa tahun.

Berbagai dinamika yang disuguhkan sungguh sangat menarik, kisah di dalam novel ini sangat terlihat jika Ahmad Tohari ingin menyuguhkan sebuah realita yang dikisahkan melalui tulisan bukan tulisan yang berusaha direalitakan seperti kebanyakan novel remaja sekarang.

Gaya bahasa yang kental dengan sastra dan banyak nuyaung kapan bahasa jawa yang tidak ada penjelasan secara khususnya sedikit memnghambat pembaca untuk mengertiisi novel ini jika benar-benar tidak dipahami saat membacanya kerana menurut saya tipe novel ini bukan seperti novel remaja pada umumnya yang hanyadengansekilas membaca kita akan memahami apa yang dirasa di novel tersebut. Tetapi secara garis besar novel ini sangat direkomendasikan untuk dibaca karena banyak pengetahuan yang akan kita dapat dari dinamika kehidupan Srintil yang berakhir tragis ini.

*Penulis adalah mahasiswa ilmu politik FISIP UB angkatan 2011
dan merupakan kader HmI K ISIP UB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar